Selamat malam!
Malam sendirian memang terasa melankoli ya. Aku selalu kesulitan tidur saat harus melewatkan malam sendiri. Padahal sudah sejak beberapa jam lalu aku meminum obat tidurnya. Tapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Ya sudahlah.
Belakangan aku merasa kekurangan koneksi. Sedikit hampa dan ingin mengobrol ringan dengan teman, atau pertemuan singkat juga tidak apa. Tapi energiku juga tidak sebesar itu untuk bertemu orang yang tidak terlalu dekat secara personal.
Jadi kugunakan waktuku untuk menulis sedikit saja. Pekerjaan artikel yang menumpuk dan halaman blog ini. Ditemani lagu yang melengkapi momen melankoli malam ini. Tak apalah.
Hanya saja…
Aku jadi menyadari kalau manusia memang makhluk sosial ya. Aku pikir, aku tidak membutuhkan siapa-siapa dan akan baik-baik saja sendirian. Tapi ternyata aku bisa merasa sedikit kesepian dan menginginkan koneksi sungguhan.
Menyelam di sosmed memang memberikan koneksi, tapi rasanya semu. Semakin tenggelam dalam sosial media, rasanya justru semakin kesepian.
Seperti berada di peron stasiun saat kita sedang senggang namun di waktu rush hour. Orang-orang bergerak cepat, sementara kita bergerak pelan bahkan diam. Memperhatikan. Ada di tempat yang sama, tapi tidak saling terkoneksi. Rasanya aneh.
Aku tidak merasa tertinggal, tapi rasanya tidak terhubung.
Perasaan-perasaan seperti itu sebenarnya bisa diabaikan saja. Tapi kalau terus menerus diabaikan, aku khawatir pada akhirnya akan meledak tanpa terkendali. Jadi, sekali waktu aku mencari koneksi mulai dari orang terdekat. Seperti pasangan, adik, teman dekat, atau mungkin teman lama.
Syukurnya, pekan ini adikku ada waktu kosong. Aku bisa keluar sejenak dan mengobrol beberapa jam, mungkin. Basa basi atau saling bertukar kabar rasanya tidak masalah.
Semoga segalanya berjalan baik. Aku juga menantikan pertemuan dengan psikiaterku lagi bulan ini. Semoga ada kemajuan.