Seperti banyak orang lainnya, aku juga punya beberapa ketakutan kecil yang mengganggu. Seperti bicara dengan orang asing, memesan makanan, mengurus administrasi, makan sendirian di tempat umum, dan hal-hal remeh lainnya. (Tapi tidak boleh dibilang remeh saat orang lain masih mengalaminya).
Seiring waktu, aku belajar kalau aku bukan orang yang penting. Dan secara perlahan, rasa takut itu hilang bertahap. Aku lebih berani untuk bicara dengan orang asing seperti pelayan restoran, satpam, atau sekedar bertanya arah.
Menyadari bahwa aku hanya sekeping manusia di tengah ruahan manusia lainnya membuatku berhenti takut dan khawatir dengan hal-hal kecil. Aku berani memesan makanan sendiri, sebab itu yang dilakukan semua orang di restoran dan kafe. Jadi, apa pentingnya?
Aku berani mengurus administrasi dan sedikit menjadi cerewet. Bukan hanya saat mengurus administrasi, tapi juga saat menerima pelayanan lainnya. Seperti konseling, salon, pegawai minimarket, dan lain-lain. Karena itu hal yang wajar dilakukan untuk mendapatkan pelayanan terbaik. Tentu saja dengan memperhatikan adab yang ada.
Aku mulai berani pergi sendirian ke tempat umum, makan sendiri di kafe atau resto, menonton film di bioskop sendirian, dan lain-lain. Sebab siapa yang akan benar-benar memperhatikan? Semua orang sibuk dengan hidupnya. Aku hanya sebuah titik di tengah kumpulan titik. Biasa saja.
Kadang aku berpikir, mungkin itu yang menyebabkan banyak ibu-ibu terkesan cerewet. Mereka sudah melewati ketakutan akan hal-hal sederhana itu. Mungkin sih. Haha