Ada banyak alasan mengapa aku menulis. Sebentar, biar kupilih beberapa dulu.
Seingatku, sejak masih di Sekolah Dasar aku sudah mulai menulis. Menulis diary, menulis mimpi semalam, menulis cerita, dan sebagainya. Di tingkat menengah, aku mulai menulis puisi juga. Terus begitu sampai di jenjang kuliah. Banyaknya laporan penelitian membuatku kehilangan waktu untuk menulis isi kepala. Tapi sepertinya, justru itu modal awal aku bisa bekerja sebagai penulis. Yah, content writer kan juga penulis, ya?
"Aku Ingin Jadi Penulis Terkenal!"
Kataku dengan angkuh saat masih di bangku sekolah. Tapi nyatanya, sampai saat ini aku masih belum terkenal. Dan aku baik-baik saja. Masih menikmati menulis seperti pertama kali.
Dulu, aku ingin sekali punya buku pribadi. Setelah berhasil menulis satu buku pribadi dan 2 buku antologi, rasanya aku tidak terlalu ingin membuat buku lagi.
Kenapa? Ya tidak mau saja.
Sebenarnya kalau dijabarkan ya banyak juga. Menulis buku membutuhkan kesabaran. Dan harus ada benang merah antar tulisan di dalam bukunya. Kalau hanya berbagi ide, rasanya blogging dan micro blogging di sosial media sudah cukup.
Di samping itu, uang yang dihasilkan dari penjualan buku tidak lebih banyak dari uang hasil menulis artikel. Haha. Bagaimanapun, kalau menulis dijadikan sumber pendapatan, hal ini harus dipertimbangkan, kan?
Jadi, Kenapa Menulis?
Ya karena mau saja.
Aku menemukan aku hidup saat menulis. Apapun bentuk tulisannya. Menulis untuk diri sendiri membantuku berpikir lebih runut. Aku juga jadi tahu hal apa yang menarik perhatianku dan sependek apa pemahamanku tentang sesuatu.
Selain itu, menulis juga membantuku tetap berpikir. Aku takut sekali menjadi tua dan tertinggal. Menulis menjagaku tetap bergerak secara pikiran.
Karena itu juga, aku memilih menulis artikel sebagai pekerjaan. Sering kali, ada banyak hal baru yang harus kupelajari saat menulis artikel. Meski terasa sedikit berat saat mencari referensi, tapi rasanya puas setelah berhasil menyelesaikan tulisan tersebut.
Aku jadi dipaksa untuk membaca hal lain di luar bubble pengetahuanku. Kan katanya, luangkan waktu beberapa menit untuk membaca hal di luar kompetensi utama kita. Dengan menulis artikel, aku mendapatkan sedikit uang dari melakukan hal tersebut.
Terdengar menyenangkan, bukan?