"Aku ingin hilang," kataku. Entah untuk yang keberapa kalinya. Seiring waktu, perasaan itu semakin menguat saja.
Aku ingin hilang. Ke tempat yang tidak akan dicari siapa-siapa. Menikmati waktu demi waktu, di mana satu menit rasanya lebih dari cukup untuk melakukan banyak hal.
Aku ingin hilang. Ke tempat di mana aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Tidak perlu khawatir soal peranku di tengah manusia. Yang sebenarnya juga tidak penting-penting amat.
Aku ingin hilang, dan ingin orang lain tidak mempertanyakan mengapa aku ingin hilang.
Seringkali, orang-orang menganggap bahwa seseorang hilang karena ingin dicari. Sebab mungkin, begitulah manusia. Mereka tidak benar-benar ingin menyepi. Mereka sekedar mau tahu, seberapa penting keberadaannya bagi manusia lainnya.
Jadi, mereka ingin hilang. Supaya tahu. Aku pun pernah begitu. Tapi kali ini tidak.
Aku baik-baik saja. Dan aku tetap ingin hilang. Mungkin tidak sekarang. Mungkin tidak tahun depan. Tapi aku tahu, suatu hari aku akan hilang. Dan aku sedang mempersiapkan untuk itu.
Aku ingin orang lain tahu kalau aku baik-baik saja dan tetap ingin hilang. Tapi, pendapat orang lain bukan hal yang bisa kuatur. Jadi, biarlah orang lain berpikir apa. Dalam beberapa pekan, beberapa dari mereka mungkin akan lupa bahwa aku pernah ada.
Jadi, buat apa aku memikirkan pendapat orang lain? Buat apa aku memaksakan orang lain untuk mengerti. Toh, terlepas dari mereka mengerti atau tidak, terlepas dari mereka paham atau tidak, aku tetap akan hilang.
Sebab aku ingin. Itu saja.